Oleh : Peri tiga detik
Judul : danu dan Ayam hutan
Suatu pagi seorang anak laki-laki yang berusia 10 tahun sedang berjalan menuju hutan mencari kayu bakar untuk dijualnya
Begitulah kegiatan sehari-hari Danu, dari desa yang terpencil itu. Danu merupakan anak yang baik hati, berbakti kepada orang tua, dan senang menolong.
Kebanyakan anak seusianya hanya menghabiskan waktu untuk bermain-main ria bersama teman-teman lain berbeda dengan Danu yang sehari-harinya digunakan untuk mencari nafkah.
Semenjak kepergian Ayah Danu menghadap sang pencipta, satu tahun yang lalu. Danu menjadi tulang punggung keluarganya, Danu mempunyai seorang adik perempuan yang cantik jelita berusia 8 tahun dan Ibu Danu yang bernama Sumina yang menjual kayu yang Danu ambil di hutan.
Danu memasuki hutan yang lebat itu dan mencari kayu bakar sebanyak-banyaknya.
"Tolong!"
"Tolong!"
Danu menghentikan langkahnya
"Seperti ada yang meminta tolong," ucap Danu
Danu menatap sekeliling hutan yang lebat itu mencari-cari keberadaan yang meminta tolong tersebut, namun Danu tak menemukan sesiapa.
"Ah, mungkin perasaanku saja."
Danu berjalan kembali menyusuri hutan lebat itu.
"Tolong!"
Suara itu menghentikan kembali langkah Danu, Danu menajamkan pendengarannya.
"Tolong!"
"Suara itu sepertinya di balik semak-semak itu deh," ucap Danu lalu berjalan ke kiri yang ada semak-semak.
"Tolong!"
Dan betapa terkejutnya Danu saat melihat seekor ayam jantan yang mengeluarkan suara.
"Ka ... Kamu!"
"Tolong saya,".
Danu melotot tajam melihat ayam itu, yang kakinya terikat sepertinya itu jebakan manusia yang sedang berburu binatang yang ada di hutan tersebut.
Danu mendekati ayam itu, "Kamu bisa berbicara?"
"Iyya, tolong selamatkan saya."
"Ba ... Baiklah,"
Danu berusaha melepas ikatan tali yang melilit kaki kiri Ayam itu.
"Terimah kasih. Kau anak yang baik,"
"Apakah aku bermimpi?"
"Tidak, kawan kau tidak sedang bermimpi. Aku memang bisa berbicara, siapa namamu kawan?"
"Danu, panggil Danu." ucap Danu
"Lalu apa yang kau lakukan di hutan ini. Sendirian?" tanya Ayam jantan itu
"Aku sedang mencari kayu bakar." jawab Danu
"pergilan ke arah utara Danu, di sana sangat banyak kayu bakar yang kering,"
"Terimah kasih, kalau begitu aku jalan dulu."
"Berhati-hatilah kawan."
Danu menuju ke arah utara seperti yang dikatakan oleh Ayam tadi. Dan memang benar perkataan ayam tadi setelah menyusuri hutan yang bagian utara Danu menemukan banyak sekali kayu bakar. Danu tersenyum puas melihat kayu yang berserakah di mana-mana.
Tak mau membuang-buang waktu Danu segera memunguti kayu-kayu bakar tersebut.
***
"Assalamualaikum, bu"
Setelah meletakkan kayu bakar di samping rumah sederhananya itu Danu langsung masuk dalam rumah.
"Waalaikumsalam, sudah pulang nak" jawab Sumina, Danu langsung meraih punggung tangan ibunya itu lalu menciumnya.
"Sini, nak makan dulu." suminah memberikan piring untuk anaknya itu
"Maaf nak, lauknya hanya garam. Ibu belum mempunyai uang hanya sekedar untuk membeli tempe atau telor," ucap Sumina dengan wajah yang sedih serta merasa kecewa. Anaknya baru saja pulang dari mencari kayu bakar, namun hanya mendapat hidangan yang amat buruk.
Danu tersenyum menatap Ibunya itu. Lalu mengisi nasi ke piringnya.
"Tidak apa-apa bu, ini lebih dari cukup dengan mendapat kasih sayang yang luar biasa banyak dari ibu. Danu sangat senang dan bersyukur mempunyai seorang ibu yang sangat sayang kepada anak-anaknya." ujar Danu mantap
Mata Sumina berkaca-kaca mendengar penuturan anak sulungnya itu, sungguh bahagia rasanya memiliki seorang anak yang seperti Danu.
Danu memakan nasi yang ada di piringnya beserta garam guna untuk mengurangi rasa hambar pada nasinya itu. Danu memakan makanannya dengan sangat lahap, Prinsip Danu masakan dari Ibunya itu adalah masakan ter enak yang ada di dunia ini.
Sekurang apapun yang kau miliki jika kau mensyukurinya, maka semuanya akan terasa nikmat dan terpenuhi.
***
"Danu, ajaklah Dania bermain ya, Ibu ke pasar dulu untuk mendagangkan kayu bakar kamu." ucap Sumina
Lalu keluar rumah yang diikuti Danu dan Dania di belakangya.
"Danu ... Tumben sekali kayu yang kamu dapatkan sebanyak ini. Kita bisa mendapatkan uang 20 ribu hari ini kalau kayunya sebanyak ini," ucap Sumina dengan berbinar
"Iyya, bu rezeki hari ini lumayan bu."
Sumina mengangkat kayu bakar tersebut
"Ibu berangkat dulu, nak. Dania jangan nakal yah"
"Iyya bu," jawab Dania dan Danu
Sumina pun berangkat menuju pasar untung mendagangkan kayu bakarnya.
Ceritanya singkat bat ya😂
Tapi, semoga ada yang dapat dipetik dari cerita singkat tersebut. Ini sangat cocok dibaca anak-anak agar bisa meneladani sifat dari anak yang bernama Danu.
"Sesederhana baagaimanapun yang kau miliki jika kau bersyukur maka kau akan terus merasa tercukupi."
Mohon krisarnya, entahlah tiba-tiba jadi pengen menjadi penulis cerita anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar